Minggu, 18 Agustus 2013

 Pada hari Sabtu, 22 Juni 1996 dilahirkan seorang anak laki – laki  yang berasal dari keluarga sederhana yang mempunyai seorang ibu bernama Irna Dwiyaninata dan ayahnya yang bernama Agus Hadi Widijantoro anak itu bernama Evan Faishal Mahadinata. Orang tuanya memberikan nama tersebut karena mereka berharap agar anaknya menjadi seperti pedang yang paling tajam di kelurganya maksudnya ialah menjadi yang terbaik di dalam keluarga.
Pada saat balita, ia dan keluarganya tinggal di tengah – tengah keluarga besar ia tinggal di suatu rumah yang berisikan keluarga besar yang terdiri dari nenek, paman, bibi, dan tentu saja keluarganya sendiri. Evan memulai pendidikannya di TK Islam Al – Kautsar di sana ia memulai belajar berbagai hal seperti membaca, menulis, mengaji, menggambar, dan banyak hal yang ia pelajari pada saat TK. Selain Evan menerima ilmu di TK ia juga mengikuti les di rumah guru TKnya guru itu bernama bu Rinda dan bu Nur disana Evan di ajari bagaimana cara membaca dan menulis. Selama TK ia termasuk anak yang berani karena ia berani ditinggal oleh orang tuanya pada saat sekolah sementara teman – teman yang lain kebanyakan takut jika di tinggal pada saat sekolah. Evan termasuk anak yang mudah bergaul ia mempunyai teman seperti Tia, Ghea, Nicky, Dandy, Edo dan masih banyak lagi dan Tia dan Ghea itu menjadi temannya satu sekolah sampai SMA di masa depan.
Diantara teman – teman yang lain Evan paling dekat dengan Nicky selain karena rumah mereka berdekatan mereka juga memiliki banyak kesamaan seperti tanggal lahir mereka Nicky lahir tanggal 21 Juni sementara Evan lahir pada tanggal 22 Juni selain itu mereka lahir di rumah sakit yang sama Rumah Sakit Aisyah Samarinda, Evan dan Nicky sering bermain bersama sehingga kami sangat dekat, Evan sering bermain ke rumah Nicky dan Nicky sering main ke rumah Evan, Mereka sering bermain bersama – sama. Suatu hari ada kejadian lucu ketika Evan dan Nicky bermain sepeda, ketika Evan mengayuh sepeda dengan kencang Nicky menyalip Evan, Evan pun tak mau kalah makin Ia kencangkan kayuhan sepedanya sehingga sangat cepat sekali kecepatannya, namun Evan lupa kalau rem sepedannya blong akhirnya Evan pun tertabrak adiknya Nicky yang bernama Della, Della pun langsung menangis air matanya seperti sudah siap membanjiri Samarinda, Evan pun hanya bisa meminta maaf kepada ibunya Nicky dan langsung pergi kembali kerumah. Namun keakraban Evan dan Nicky harus selesai karena Nicky Pindah kota ketika naik ke tingkat SD.
Pada masa TK Evan pun menorahkan tinta emas prestasinya di sekolah, Evan sering memenangkan lomba fashion show, selain itu Evan pun juga mendapatkan predikat sebagai murid teladan di TK Islam Al – Kautsar Samarinda. Evan pun lulus dengan membanggakan dan ia meneruskan jenjang pendidikanya ke salah satu sekolah favorit di Samarinda yaitu SD Muhammadiyah 1 Samarinda.
Evan memulai masa SD ia memasuki kelas 1. 3. Dan teman sebangku pertamanya adalah Deden yang di masa depan menjadi teman sekelas ketika di SMP. Evan megalami banyak hal di masa SD ketika melihat kenakalan anak – anak ketika ada yang mencuri sampai dengan dicubit ibu Negara ibu Ani Yudhoyono,
Begini ceritanya dulu waktu kelas 6 di kelas disuruh menulis sebuah puisi oleh guru Bahasa Indonesia yang bernama ibu Rusmah, ibu itu bilang kalau puisi itu hanya buat tugas. Evan pun menulis puisi yang berjudul “Indonesia Anti Narkoba” lalu Evan mengumpulnya tanpa berharap mendapatkan nilai yang bagus, namun beberapa hari kemudian Evan mendapatkan panggilan agar masuk ke ruang kepala sekolah, evan pun pusing bukan kepalang apa yang dilakukan Evan sehingga Ia bisa dipanggi kepala sekolah kesalahan apa yang ia perbuat. Akhirnya Evan masuk ke ruang kepala sekolah dan kepala sekolah memulai bertanya beberapa hal seperti orang tua, perkerjaan orang tua, dan masih banyak lagi lalu terucaplah satu kalimat yang mengejutkan dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa apakah Evan siap pergi ke Jakarta. Ia pun bingung mendengar kalimat yang diucapkan kepala sekolah dan Evan bertanya dan tidak percaya sebenarnya apa yang sedang terjadi, kepala sekolah pun menjelas kan bahwa Evan berhak mewakili Kalimantan Timur dalam ajang lomba cipta puisi tingkat nasional, mendegar itu Evan hanya bisa terdiam, hari keberangkatan pun tiba Evan bertemu dengan teman – teman sekontigennya dan Evan menjadi satu – satunya laki – laki yang ada di kontingen itu. Teman – temanya bernama Mega dan Miftahul Jannah. Sesampai di Jakarta Evan dan temanya menginap di asrama haji di Jakarta. Lombanya dilaksanakan di istana Negara yang bertepat di Bogor sebelum hari pelaksanaan di istana Evan di hadapkan jadwal yang pada hari pertama seluruh peserta diajak jalan ke TMII. TMII adalah miniature Indonesia karena di sana terdapat anjungan perwakilan setiap provinsi di Indonesia, jadi di sana Evan melihat banyak kebudayaan yang belum ia ketahui dari provinsi – provinsi lain.
Keesokan harinya Evan pergi ke Tanah Abang karena harus mengikuti guru pendamping padahal Evan tidak suka pergi ke sana. Lalu di hari ketiga Evan dan rombongan pergi ke Bogor untuk mengikuti lomba cipta puisi tingkat nasional di Istana Negara. Setelah sekian lama Evan mulai merasakan hawa dingin khas Bogor dan tidak lama kemudian terlihat dataran hijau yang sangat luas itulah yang dinamakan taman botanical bogor namun bus yang dinaiki Evan tidak berhenti di situ bus melanjutkan perjalanannya ke istana Negara sesampainnya di istana Evan mengalami pengecekan keamanan yang sangat ribet sebelum memasuki istana, tetapi setelah memasuki istana Evan merasakan hal yang sangat menakjubkan karena tidak semua orang dapat memasuki istana Negara Evan merasa sangat beruntung dapat memasuki istana Negara. Pemandangan di sana sangat menakjubkan bagaikan surga jatuh di hadapan muka Evan. Di sana banyak pohon – pohon besar, rusa – rusa berlarian dengan lincahnya bagaikan ia menari. Waktunya lomba dimulai Evan dan peserta lain di dudukan di hamparan rumput yang sangat luas yang dilapisi karpet merah, Evan duduk dan menulis secarik puisi ketika selesai Evan berkenalan dengat teman – teman di sebelah – sebelahnya ada yang berasal dari lampung ada dari madiun dan masib banyak lagi, akhirnya bapak dan ibu Negara datang mereka melihat dan berkeliling melihat para peserta yang sedang menulis puisi itu. Ketika ibu Ani Yudhoyono lewat Evan masih asik menulis namun keadaan berubah ketika ibu Ani Yudhoyono mencubit pipi Evan, Evan merasa senang dan kaget karena tidak semua orang pipinya dicubit dan tidak semua orang bisa berkesempatan seperti itu. Evan pun berencana untuk tidak mandi untuk beberapa hari agar bekas cubitan ibu Ano Yudhoyono tidak hilang, namun dalam perlombaan itu Evan mengalami kekalahan walaupun seperti itu Evan sudah bangga karena dapat mewakili Kalimantan Timur dalam lomba cipta puisi tingkat nasional.
Pada masa SD juga Evan memulai belajar bakatnya nyang lain yaitu bermain gitar. Evan memulai belajar gitar dari ayahnya, mulai dari kunci – kunci sederhana selain dari ayahnya Evan juga belajar dari tetangga yang bernama Alm. Pak Rudi. Beliau yang mengajarkan Evan sehingga dapat memainkan lagu pertamanya yaitu lagu dari band legendaris Indonesia yang bernama Slank lagunya yang berjudul Virus, setelah itu evan mulai bisa memainkan beberapa lagu mulai lagu Radja, Ungu, Peterpan dan lain – lain, Evan pun lama – kelamaan muolai tertarik dibidang gitar Evan akhirnya mengikuti les gitar dan gurunya bernama kak Danie, kak Danie guru Evan itu adalah seorang gitaris yang hebat ia punya banyak teman artis bahkan ia pernah diberi gitar oleh Erros Sheila On 7, dari Kak danie Evan belajar banyak ilmu tentang gitar. Pada kelas 6 SD evan memulai karirnya dibidang band, band pertama evan bernama Destroyz yang beranggotakan Evan, Alief, Rizal, Ibnu, Tikha, dan Lala, lalu kami mempunyai band saingan yang bernama Passmayer, Namun Destroyz harus bubar karena harus masuk SMP.
Prestasi Evan dibidang akademik saat SD juga bisa dibilang bagus karena Evan bisa memepertahankan rangkinya di 20 besar padahal bertempat di kelas unggulan yang dihuni orang – orang yang pintar, namun Evan juga pernah mengalami masa buruk yaitu kelas 3 dimana Evan mendapatkan Rangking 32 dari 44 orang itulah masa paling suram Evan di masa SD, setelah itu evan tidak pernah lagi mendapatkan rangking di bawah 20 lagi.
Masa SMP dimulai, Evan bersekolah di SMPN 1 Samarinda, Evan memasuki kelas bilingual yaitu kelas 7.i atau nama kerenya “iGuys” evan memiliki banyak kenangan bersama iGuys ini yang sebenarnya iGuys ini anak – anak SD Muhammadiyah 1 Samarinda kelas 6.A yang pindah ke SMP 1 aja. Jadi di dalam iGuys ini mayoritas adalah teman sekelas Evan di SD juga. Evan memulai memulai kisahnya di SMP dengan masalah di kelasnya sendiri Evan berselisih dengan teman – teman di kelasnya, lalu waktu kelas dua Evan juga menghadapi pengalaman yang menarik ketika Evan xsempat berpacaran dengan mantan sahabatnya sendiri, sahabatnya bernama Alief dan mantan pacar Evan bernama Dira dan katanya juga Dira mantanya Evan hamil. Evan membuat keputusan yang benar untuk memutuskan Dira karena melihat perlakuan yang tidak baik olehnya. Selain itu zaman SMP adalah  kebangkitan band Evan, dengan sahabatnya, Alief Evan membangun band dari nol. Ferro, nama itu yang diberikan kepada band yang Evan bangun bersama Alief. Memulai firmasi band dengan tiga orang yaitu Evan, Alief, dan Ardin lalu berkembang menjadi 4 orang lagi menjadi Evan, Alief, Ardin, dan Satria lalu tambah berkembang lagi bandnya sehingga bandnya mempunyai enam personel, mereka adalah Evan, Alief, Ardin, Satria, Sandra, dan Gebi, yang membuat band ini istimewa adalah mereka semua tergabung dalam satu kelas jadi kami sangat kompak karena kami selalu bertemu di kelas dari pagi sampai sore bahkan ketika latihan kita bertemu hingga malam makanya mereka sangat kompak dalam bandnya. Namun sekarang Evan tidak bisa lagi berkarya diband Ferro karena Evan tidak satu sekolah lagi dengan teman – temannya, dan sekarang formasi terbaru Ferro adalah Alief, Sandra, Satria, Raja, Gebi, dan Agum.
Selain dalam band, iGuys juga terkenal karena kekompakkannya dikelas Evan dan teman – teman  sebagai murid anak bilingual yang katanya kurang bergaul bisa dikatakan lumayan juga terkenal apalagi ketika Evan dan teman – temannya membuat boy band abal – abal yang bernama Thejungkang Evan dan enam temannya yang hanya iseng membawa keberuntungan. Karena Evan dan teman – temannya dapat menjuarai lomba wannabe smash, sehingga evan dan teman – temannya dapat bertemua dengan boy band terkenal di Indonesia itu yang bernama Smash. Dan anggota dari Thejungkang itu adalah Evan, Adityo, Deden, Alief, Ardin, Diko dan Tyo.
Dalam bidang akademik Evan juga mempunyai prestasi diantaranya juara 2 cerdas cermat bela Negara, dan meraih nem UN S
MP yang lumayan tinggi yaitu 36, selain itu Evan di sekolahnya dipilih sebagai pengibar bendera Merah Putih pada hari kemerdekaan Indonesia, Evan merasa sangat bangga karena tidak semua orang yang di berikan kepercayaan untuk mengibarkan bendera Merah Putih pada hari kemerdekaan Indonesia.
Setelah lulus SMP Evan masuk ke SMA Negeri 10 Samarinda, yang katanya SMA terbaik di Kalimantan Timur. Nama angkatan Evan adalah Fifteenth Inspiration For All biasanya disingkat FIFA, makna dari nama angkatan tersebut adalah semoga angkatan ini bisa memberi inspirasi – inspirasi yang baik untuk semua orang, jumlah inpirasi yang ada di FIFA ada 128 inspirasi namun setelah ada yang pindah menjadi 117 saja. Evan mengalami kesulitan untuk hidup di asrama karena Evan terbiasa bebas ketika SMP namun akhirnya Evan dapat melewati semua itu dan dapat bertahan sampai sekarang di SMA Negeri 10 samarinda.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!