Pada
hari Sabtu, 22 Juni 1996 dilahirkan seorang anak laki – laki yang berasal dari keluarga sederhana yang
mempunyai seorang ibu bernama Irna Dwiyaninata dan ayahnya yang bernama Agus
Hadi Widijantoro anak itu bernama Evan Faishal Mahadinata. Orang tuanya
memberikan nama tersebut karena mereka berharap agar anaknya menjadi seperti
pedang yang paling tajam di kelurganya maksudnya ialah menjadi yang terbaik di
dalam keluarga.
Pada
saat balita, ia dan keluarganya tinggal di tengah – tengah keluarga besar ia
tinggal di suatu rumah yang berisikan keluarga besar yang terdiri dari nenek,
paman, bibi, dan tentu saja keluarganya sendiri. Evan memulai pendidikannya di
TK Islam Al – Kautsar di sana ia memulai belajar berbagai hal seperti membaca,
menulis, mengaji, menggambar, dan banyak hal yang ia pelajari pada saat TK.
Selain Evan menerima ilmu di TK ia juga mengikuti les di rumah guru TKnya guru
itu bernama bu Rinda dan bu Nur disana Evan di ajari bagaimana cara membaca dan
menulis. Selama TK ia termasuk anak yang berani karena ia berani ditinggal oleh
orang tuanya pada saat sekolah sementara teman – teman yang lain kebanyakan
takut jika di tinggal pada saat sekolah. Evan termasuk anak yang mudah bergaul
ia mempunyai teman seperti Tia, Ghea, Nicky, Dandy, Edo dan masih banyak lagi
dan Tia dan Ghea itu menjadi temannya satu sekolah sampai SMA di masa depan.
Diantara
teman – teman yang lain Evan paling dekat dengan Nicky selain karena rumah
mereka berdekatan mereka juga memiliki banyak kesamaan seperti tanggal lahir
mereka Nicky lahir tanggal 21 Juni sementara Evan lahir pada tanggal 22 Juni
selain itu mereka lahir di rumah sakit yang sama Rumah Sakit Aisyah Samarinda,
Evan dan Nicky sering bermain bersama sehingga kami sangat dekat, Evan sering
bermain ke rumah Nicky dan Nicky sering main ke rumah Evan, Mereka sering
bermain bersama – sama. Suatu hari ada kejadian lucu ketika Evan dan Nicky
bermain sepeda, ketika Evan mengayuh sepeda dengan kencang Nicky menyalip Evan,
Evan pun tak mau kalah makin Ia kencangkan kayuhan sepedanya sehingga sangat
cepat sekali kecepatannya, namun Evan lupa kalau rem sepedannya blong akhirnya
Evan pun tertabrak adiknya Nicky yang bernama Della, Della pun langsung
menangis air matanya seperti sudah siap membanjiri Samarinda, Evan pun hanya
bisa meminta maaf kepada ibunya Nicky dan langsung pergi kembali kerumah. Namun
keakraban Evan dan Nicky harus selesai karena Nicky Pindah kota ketika naik ke
tingkat SD.
Pada
masa TK Evan pun menorahkan tinta emas prestasinya di sekolah, Evan sering memenangkan
lomba fashion show, selain itu Evan pun juga mendapatkan predikat sebagai murid
teladan di TK Islam Al – Kautsar Samarinda. Evan pun lulus dengan membanggakan
dan ia meneruskan jenjang pendidikanya ke salah satu sekolah favorit di
Samarinda yaitu SD Muhammadiyah 1 Samarinda.
Evan
memulai masa SD ia memasuki kelas 1. 3. Dan teman sebangku pertamanya adalah
Deden yang di masa depan menjadi teman sekelas ketika di SMP. Evan megalami
banyak hal di masa SD ketika melihat kenakalan anak – anak ketika ada yang
mencuri sampai dengan dicubit ibu Negara ibu Ani Yudhoyono,
Begini
ceritanya dulu waktu kelas 6 di kelas disuruh menulis sebuah puisi oleh guru
Bahasa Indonesia yang bernama ibu Rusmah, ibu itu bilang kalau puisi itu hanya
buat tugas. Evan pun menulis puisi yang berjudul “Indonesia Anti Narkoba” lalu
Evan mengumpulnya tanpa berharap mendapatkan nilai yang bagus, namun beberapa
hari kemudian Evan mendapatkan panggilan agar masuk ke ruang kepala sekolah,
evan pun pusing bukan kepalang apa yang dilakukan Evan sehingga Ia bisa
dipanggi kepala sekolah kesalahan apa yang ia perbuat. Akhirnya Evan masuk ke
ruang kepala sekolah dan kepala sekolah memulai bertanya beberapa hal seperti
orang tua, perkerjaan orang tua, dan masih banyak lagi lalu terucaplah satu
kalimat yang mengejutkan dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa apakah Evan
siap pergi ke Jakarta. Ia pun bingung mendengar kalimat yang diucapkan kepala
sekolah dan Evan bertanya dan tidak percaya sebenarnya apa yang sedang terjadi,
kepala sekolah pun menjelas kan bahwa Evan berhak mewakili Kalimantan Timur
dalam ajang lomba cipta puisi tingkat nasional, mendegar itu Evan hanya bisa
terdiam, hari keberangkatan pun tiba Evan bertemu dengan teman – teman
sekontigennya dan Evan menjadi satu – satunya laki – laki yang ada di kontingen
itu. Teman – temanya bernama Mega dan Miftahul Jannah. Sesampai di Jakarta Evan
dan temanya menginap di asrama haji di Jakarta. Lombanya dilaksanakan di istana
Negara yang bertepat di Bogor sebelum hari pelaksanaan di istana Evan di
hadapkan jadwal yang pada hari pertama seluruh peserta diajak jalan ke TMII.
TMII adalah miniature Indonesia karena di sana terdapat anjungan perwakilan
setiap provinsi di Indonesia, jadi di sana Evan melihat banyak kebudayaan yang
belum ia ketahui dari provinsi – provinsi lain.
Keesokan
harinya Evan pergi ke Tanah Abang karena harus mengikuti guru pendamping
padahal Evan tidak suka pergi ke sana. Lalu di hari ketiga Evan dan rombongan
pergi ke Bogor untuk mengikuti lomba cipta puisi tingkat nasional di Istana
Negara. Setelah sekian lama Evan mulai merasakan hawa dingin khas Bogor dan
tidak lama kemudian terlihat dataran hijau yang sangat luas itulah yang
dinamakan taman botanical bogor namun bus yang dinaiki Evan tidak berhenti di
situ bus melanjutkan perjalanannya ke istana Negara sesampainnya di istana Evan
mengalami pengecekan keamanan yang sangat ribet sebelum memasuki istana, tetapi
setelah memasuki istana Evan merasakan hal yang sangat menakjubkan karena tidak
semua orang dapat memasuki istana Negara Evan merasa sangat beruntung dapat
memasuki istana Negara. Pemandangan di sana sangat menakjubkan bagaikan surga
jatuh di hadapan muka Evan. Di sana banyak pohon – pohon besar, rusa – rusa
berlarian dengan lincahnya bagaikan ia menari. Waktunya lomba dimulai Evan dan
peserta lain di dudukan di hamparan rumput yang sangat luas yang dilapisi
karpet merah, Evan duduk dan menulis secarik puisi ketika selesai Evan
berkenalan dengat teman – teman di sebelah – sebelahnya ada yang berasal dari
lampung ada dari madiun dan masib banyak lagi, akhirnya bapak dan ibu Negara
datang mereka melihat dan berkeliling melihat para peserta yang sedang menulis
puisi itu. Ketika ibu Ani Yudhoyono lewat Evan masih asik menulis namun keadaan
berubah ketika ibu Ani Yudhoyono mencubit pipi Evan, Evan merasa senang dan
kaget karena tidak semua orang pipinya dicubit dan tidak semua orang bisa
berkesempatan seperti itu. Evan pun berencana untuk tidak mandi untuk beberapa
hari agar bekas cubitan ibu Ano Yudhoyono tidak hilang, namun dalam perlombaan
itu Evan mengalami kekalahan walaupun seperti itu Evan sudah bangga karena
dapat mewakili Kalimantan Timur dalam lomba cipta puisi tingkat nasional.
Pada
masa SD juga Evan memulai belajar bakatnya nyang lain yaitu bermain gitar. Evan
memulai belajar gitar dari ayahnya, mulai dari kunci – kunci sederhana selain
dari ayahnya Evan juga belajar dari tetangga yang bernama Alm. Pak Rudi. Beliau
yang mengajarkan Evan sehingga dapat memainkan lagu pertamanya yaitu lagu dari
band legendaris Indonesia yang bernama Slank lagunya yang berjudul Virus,
setelah itu evan mulai bisa memainkan beberapa lagu mulai lagu Radja, Ungu,
Peterpan dan lain – lain, Evan pun lama – kelamaan muolai tertarik dibidang
gitar Evan akhirnya mengikuti les gitar dan gurunya bernama kak Danie, kak
Danie guru Evan itu adalah seorang gitaris yang hebat ia punya banyak teman
artis bahkan ia pernah diberi gitar oleh Erros Sheila On 7, dari Kak danie Evan
belajar banyak ilmu tentang gitar. Pada kelas 6 SD evan memulai karirnya dibidang
band, band pertama evan bernama Destroyz yang beranggotakan Evan, Alief, Rizal,
Ibnu, Tikha, dan Lala, lalu kami mempunyai band saingan yang bernama Passmayer,
Namun Destroyz harus bubar karena harus masuk SMP.
Prestasi
Evan dibidang akademik saat SD juga bisa dibilang bagus karena Evan bisa
memepertahankan rangkinya di 20 besar padahal bertempat di kelas unggulan yang
dihuni orang – orang yang pintar, namun Evan juga pernah mengalami masa buruk
yaitu kelas 3 dimana Evan mendapatkan Rangking 32 dari 44 orang itulah masa
paling suram Evan di masa SD, setelah itu evan tidak pernah lagi mendapatkan
rangking di bawah 20 lagi.
Masa
SMP dimulai, Evan bersekolah di SMPN 1 Samarinda, Evan memasuki kelas bilingual
yaitu kelas 7.i atau nama kerenya “iGuys” evan memiliki banyak kenangan bersama
iGuys ini yang sebenarnya iGuys ini anak – anak SD Muhammadiyah 1 Samarinda
kelas 6.A yang pindah ke SMP 1 aja. Jadi di dalam iGuys ini mayoritas adalah
teman sekelas Evan di SD juga. Evan memulai memulai kisahnya di SMP dengan
masalah di kelasnya sendiri Evan berselisih dengan teman – teman di kelasnya,
lalu waktu kelas dua Evan juga menghadapi pengalaman yang menarik ketika Evan
xsempat berpacaran dengan mantan sahabatnya sendiri, sahabatnya bernama Alief
dan mantan pacar Evan bernama Dira dan katanya juga Dira mantanya Evan hamil.
Evan membuat keputusan yang benar untuk memutuskan Dira karena melihat
perlakuan yang tidak baik olehnya. Selain itu zaman SMP adalah kebangkitan band Evan, dengan sahabatnya,
Alief Evan membangun band dari nol. Ferro, nama itu yang diberikan kepada band
yang Evan bangun bersama Alief. Memulai firmasi band dengan tiga orang yaitu
Evan, Alief, dan Ardin lalu berkembang menjadi 4 orang lagi menjadi Evan,
Alief, Ardin, dan Satria lalu tambah berkembang lagi bandnya sehingga bandnya
mempunyai enam personel, mereka adalah Evan, Alief, Ardin, Satria, Sandra, dan
Gebi, yang membuat band ini istimewa adalah mereka semua tergabung dalam satu
kelas jadi kami sangat kompak karena kami selalu bertemu di kelas dari pagi
sampai sore bahkan ketika latihan kita bertemu hingga malam makanya mereka
sangat kompak dalam bandnya. Namun sekarang Evan tidak bisa lagi berkarya
diband Ferro karena Evan tidak satu sekolah lagi dengan teman – temannya, dan
sekarang formasi terbaru Ferro adalah Alief, Sandra, Satria, Raja, Gebi, dan
Agum.
Selain
dalam band, iGuys juga terkenal karena kekompakkannya dikelas Evan dan teman –
teman sebagai murid anak bilingual yang
katanya kurang bergaul bisa dikatakan lumayan juga terkenal apalagi ketika Evan
dan teman – temannya membuat boy band abal – abal yang bernama Thejungkang Evan
dan enam temannya yang hanya iseng membawa keberuntungan. Karena Evan dan teman
– temannya dapat menjuarai lomba wannabe smash, sehingga evan dan teman – temannya
dapat bertemua dengan boy band terkenal di Indonesia itu yang bernama Smash.
Dan anggota dari Thejungkang itu adalah Evan, Adityo, Deden, Alief, Ardin, Diko
dan Tyo.
Dalam
bidang akademik Evan juga mempunyai prestasi diantaranya juara 2 cerdas cermat
bela Negara, dan meraih nem UN S
MP yang lumayan tinggi yaitu 36, selain itu
Evan di sekolahnya dipilih sebagai pengibar bendera Merah Putih pada hari
kemerdekaan Indonesia, Evan merasa sangat bangga karena tidak semua orang yang
di berikan kepercayaan untuk mengibarkan bendera Merah Putih pada hari
kemerdekaan Indonesia.
Setelah
lulus SMP Evan masuk ke SMA Negeri 10 Samarinda, yang katanya SMA terbaik di
Kalimantan Timur. Nama angkatan Evan adalah Fifteenth Inspiration For All
biasanya disingkat FIFA, makna dari nama angkatan tersebut adalah semoga
angkatan ini bisa memberi inspirasi – inspirasi yang baik untuk semua orang,
jumlah inpirasi yang ada di FIFA ada 128 inspirasi namun setelah ada yang
pindah menjadi 117 saja. Evan mengalami kesulitan untuk hidup di asrama karena
Evan terbiasa bebas ketika SMP namun akhirnya Evan dapat melewati semua itu dan
dapat bertahan sampai sekarang di SMA Negeri 10 samarinda.





0 komentar:
Posting Komentar